satelitpamijahan.com|| Cibunian ~ Hujan lebat yang mengguyur wilayah kecamatan Pamijahan, yang terjadi sekitar pukul 16.00 Waktu setempat, menyisakan duka bagi warga kampung Cipatat dan kampung Muara Girang Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Bogor. (Senin, 21/09/20)
Curah hujan yang sangat deras di sertai angin kencang yang mulai sekitar pukul 14.25 s/d 21.50 WIB pada hari senin tanggal 21 September 2020 mengakibatkan meluapnya sungai Cianten sampai ke jalan raya perkampungan warga cipatat dan muara ujung, dari kejadian tersebut diperkirakan ratusan kolam ikan mas dan sawah ikut terendam, bahkan ada satu jembatan kecil untuk akses jalan ke lokasi ternak kolam ikan ikut hanyut terbawa oleh arus sungai Cianten.
Bukan hanya itu saja, luapan sungai Cianten ini meluap sampai ke beberapa pemukiman rumah warga dan Pesantren termasuk Mesjid tempat warga sekitar beribadah, luapan sungai Cianten ini tingginya sekitar 2 meter. Dari keterangan seorang Ustadz yang kebetulan pemilik rumah, Pesantren dan Ternak Ikan Emas tersebut, bahwa dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, cuman ada beberapa kerugian materil yang nilainya sekitar kurang lebih 300 juta lebih dari nilai harga ikan, itu belum yang lainya.
"Alhamdulillah kami sekeluarga selamat dan wargapun selamat, dari kejadian ini tidak ada korban jiwa, paling kami sebagai warga mengalami kerugian materil yang totalnya lumayan besar, dari jumlah ikan yang terbawa hanyut di perkirakan ada 15 ton, belum pakan ikan sekitar 35 bal berikut pupuk urea yang juga ikut terendam, diperkirakan kerugian ikan saja sekitar 200 juta lebih belum kerusakan rumah kami dan rumah warga, disini kami hanya bisa pasrah dan harus ikhlas dengan musibah ini." Tutur Ustadz Hendra
"Pada saat kejadian kami dan warga masih sempet berdiam dulu di dalam rumah masing-masing, meskipun air sudah terlihat naik, kami baru mengevakuasi diri dan menyelamatkan keluarga setelah satu jam berlalu, air pada saat itu sudah hampir mencapai 2 meter, semua barang-barang rumah tangga kami biarkan terendam air, dan kebetulan pada saat yang sama di dalam Pondok Pesantren ada sekitar 5 orang satri yang sama-sama berdiam di dalam bangunan rumah dan Pesantren." Tambahnya
Di lokasi yang sama awak mediapun sempat mengkonfirmasi salah satu warga lainya yang juga tetangga dari ustadz Hendra, beliau menceritakan kejadian tersebut juga berdampak pada rumahnya yang sama-sama posisinya berdekatan dengan aliran sungai Cianten.
"Saat kejadian saya sedang bersama anak dan ummi saya (baca Ibu-red) kebetulan pada saat itu tidak sedang bersama istri, cuman kami bertiga saja, rumah kami ikut terendam air, dan lumpur masuk kedalam rumah kami, semua barang dan juga satu unit motor terpaksa kami tinggalkan, kami sempet panik sehingga kami evakuasi keluarga mengungsi ke pemukiman warga yang lebih tinggi posisi rumahnya." Kata kang Ahmad.
Dilokasi kejadian terlihat sudah ada beberapa bantuan baik itu dari Babinsa, Binmas, Karang Taruna Kecamatan Pamijahan, Tagana, Relawan dan 4 unit ambulance di kerahkan, bahkan dari Pemerintahan Kecamatan Pamijahan pun ikut meninjau kelokasi kejadian musibah.
Warga masyarakat berbondong-bondong datang ke lokasi untuk melihat langsung lokasi yang terkena dampak banjir tersebut.
Kita tidak akan tau Musibah itu akan datang kapan dan akan menimpa kepada siapa, jadikan semua ini sebagai pengingat dan teguran untuk kita semua, dari setiap kejadian pasti ada hikmah yang bisa kita petik, mungkin musibah ini mengingatkan kita agar lebih banyak beristighfar, perbanyak mengingat sang maha pencipta, harus peduli terhadap lingkungan dan menjaga kelestarian alam sekitar agar bisa meminimalisir bencana Alam.
Latih diri kita untuk tidak menebang pohon sembarangan apalagi secara ilegal, jangan membuang sampah sembarangan, karena sejatinya terkadang Manusia lah yang menjadi faktor utama kerusakan alam yang ada di Bumi ini. Semoga kita semua sadar dan menjadi Manusia yang benar-benar peduli alam sekitar.
Reporter : Eldzi
0 komentar:
Posting Komentar